Beberapa bulan lalu gw ikut pelatihan ESQ di menara 165, subhanallah luar biasa hikmah yang didapat setelah ikut pelatihan disana. tanpa gw sadari, selama ini gw udah terlalu jauh sama ALLAH. jarang dan sering kali lalai menjalankan perintah-Nya,dan ga jarang juga gw malah mendekatkan diri ke larangan-Nya, astagfirulloh...:(
Reminded tentang perjuangan Baginda Rosulullah SAW ketika mendapat wahyu dan mengajak umatnya hijrahdari zaman jahiliyah ke zaman penuh cahaya dan rahmat ALLAH. masih inget juga gw kata2 kakak kelas gw waktu ikut rohis dia pernah bilang bahwa :Baginda Rosulullah itu ud bawa qta hijrah dari zaman onta ke zaman toyota" :) qta diajarkan sejarah peradaban umat islam di bangku sekolah, mungkin yang sampe saat ini masih aktif ikut pengajian mereka masih tetap hangat diingatan bagaimana perjuangan Rosulullah beserta para sahabatnya merebut kemenangan demi kemenangan dalam peperangan melawan kaum kafir demi menegakan agama ALLAH.
Gw acungin 4 jempol juga buat pak Hatem Ali yang berhasil membuat film "OMAR" yang tayang selama bulan ramadhan 1433 H lalu, beliau mengemas sejarah islam kedalam bentuk visual yang lebih menarik sehingga lebih mudah dimengerti pemahamannya. dibeberapa episode gw sempet nangis nontonnya apa lagi pas episode yang menceritakan tentang Baginda Rosulullah dimasa2 sudah mendekati kepergiannya menghadap ALLAH :(
Diriwayatkan bahwa surah Al-Maaidah ayat 3 diturunkan pada saat
sesudah waktu asar yaitu pada hari Jumaat di padang Arafah pada musim
haji penghabisan (Wada’). Pada masa itu Rasulullah SAW berada di Arafah
di atas unta. Ketika ayat ini turun Rasulullah SAW tidak begitu jelas
penerimaannya untuk mengingati isi dan makna yang terkandung dalam ayat
tersebut. Kemudian Rasulullah SAW bersandar pada unta beliau, dan unta
beliau pun duduk perlahan-lahan. Setelah itu turun malaikat Jibril AS
dan berkata,
“Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan
urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah SWT
dan demikian juga apa yang terlarang olehnya. Oleh itu kamu kumpulkan
para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahwa hari ini adalah hari
terakhir aku bertemu dengan kamu.”
Setelah Malaikat Jibril AS pergi maka Rasulullah SAW pun berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah.Setelah Rasulullah SAW mengumpulkan para sahabat beliau, maka Rasulullah SAW pun menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril AS. Apabila para sahabat mendengar hal yang demikian maka mereka pun gembira sambil berkata, “Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempurna.”
turunnya ayat tersebut merupakan pertanda bahwa waktu wafatnya Rosululloh SAW telah dekat. para sahabat terutama Abu Bakar ra. mengetaui hal ini tak dapat menahan menangis. pada saat itupun Nabi Muhammad SAW membenarkan hal tersebut, Baginda kemudian bertanya "siapakah diantara kalian yang merasa telah aku sakiti, dengan atau tanpa kesengajaanku?" dan pada saat itu semua menangis, kemudian ada 1 orang maju kehadapan Baginda Rosulullah dia bernama Ukasyah ra. dia berkata kepada Rasulullah SAW ‘Ya Rasulullah, waktu itu saya anda pukul pada tulang rusuk saya. Oleh
itu saya hendak tahu apakah anda sengaja memukul saya atau hendak
memukul unta baginda.” Rasulullah SAW kemudian berkata, “Wahai ‘Ukasyah,
Rasulullah SAW sengaja memukul kamu.” Kemudian Rasulullah SAW berkata
kepada Bilal ra, “Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fathimah dan ambilkan
tongkatku kemari.” Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fathimah
sambil meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata, “Rasulullah
telah menyediakan dirinya untuk dibalas [diqishash].”
Setelah Bilal sampai di rumah Fathimah maka Bilal pun memberi salam
dan mengetuk pintu. Kemudian Fathimah ra. menyahut dengan berkata,
“Siapakah di pintu?.” Lalu Bilal ra. berkata, “Saya Bilal, saya telah
diperintahkan oleh Rasulullah SAW unluk mengambil tongkat beliau.”
Kemudian Fathimah ra. berkata, “Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta
tongkatnya.” Berkata Bilal ra, “Wahai Fathimah, Rasulullah SAW telah
menyediakan dirinya untuk diqishash.” Bertanya Fathimah ra. lagi, “Wahai
Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash Rasulullah
SAW?” Bilal ra. tidak menjawab perlanyaan Fathimah ra., Setelah
Fathimah ra. memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat
itu kepada Rasulullah SAW. Setelah Rasulullah SAW menerima tongkat
tersebut dari Bilal ra. maka beliau pun menyerahkan kepada ‘Ukasyah.
Melihat hal yang demikian maka Abu Bakar ra. dan Umar ra. tampil ke
depan sambil berkata, “Wahai ‘Ukasyah, janganlah kamu qishash Rasulullah
tetapi kamu qishashlah kami berdua.” Apabila Rasulullah SAW mendengar
kata-kata Abu Bakar ra. dan Umar ra. maka dengan segera beliau berkata,
“Wahai Abu Bakar, Umar dudukiah kamu berdua, sesungguhnya Allah SWT
telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua.” Kemudian Ali ra. bangun,
lalu berkata, “Wahai ‘Ukasyah! Aku adalah orang yang senantiasa berada
di samping Rasulullah oleh itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu
menqishash Rasulullah” Lalu Rasulullah SAW berkata, “Wahai Ali duduklah
kamu, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatmu dan mengetahui
isi hatimu.” Setelah itu Hasan dan Husein bangun dengan berkata, “Wahai
‘Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu
Rasulullah, kalau kamu menqishash kami sama dengan kamu menqishash
Rasulullah” Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah SAW pun berkata,
“Wahai buah hatiku duduklah kamu berdua.” Berkata Rasulullah SAW, “Wahai
‘Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul.”
Kemudian ‘Ukasyah berkata, “Ya Rasulullah SAW, engkau telah memukul
saya sewaktu saya tidak memakai baju.” Maka Rasulullah SAW pun membuka
baju. Setelah Rasulullah SAW membuka baju maka menangislah semua yang
hadir. Setelah ‘Ukasyah melihat tubuh Rasulullah SAW maka ia pun mencium
badan beliau dan berkata, “Saya tebus engkau dengan jiwa saya ya
Rasulullah, siapakah yang sanggup memukulmu. Saya melakukan begini
adalah sebab saya ingin menyentuh badanmu yang dimuliakan Allah dengan
badan saya. Dan Allah menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu.”
Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Dengarlah kamu sekalian, sekiranya
kamu hendak melihat ahli syurga, inilah orangnya.” Kemudian semua para
jemaah bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang
sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata, “Wahai
‘Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah
memperolehi derajat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah SAW di dalam
syurga.”
Apabila ajal Rasulullah SAW makin dekat maka beliau pun memanggil
para sahabat ke rumah Aisyah ra. dan beliau berkata: “Selamat datang
kamu semua semoga Allah SWT mengasihi kamu semua, saya berwasiat kepada
kamu semua agar kamu semua bertaqwa kepada Allah SWT dan mentaati segala
perintah-Nya. Sesungguhnya hari perpisahan antara saya dengan kamu
semua hampir dekat, dan dekat pula saat kembalinya seorang hamba kepada
Allah SWT dan menempatkannya di syurga. Kalau telah sampai ajalku maka
hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abbas hendaklah menuangkan
air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kamu
kafanilah aku dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki,
atau kafanilah aku dengan kain yaman yang putih. Apabila kamu memandikan
aku, maka hendaklah kamu letakkan aku di atas balai tempat tidurku
dalam rumahku ini. Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar
meninggalkan aku. Pertama yang akan menshalatkan aku ialah Allah SWT,
kemudian yang akan menshalat aku ialah Jibril AS, kemudian diikuti oleh
malaikat Israfil, malaikat Mikail, dan yang akhir sekali malaikat lzrail
berserta dengan semua para pembantunya. Setelah itu baru kamu semua
masuk bergantian secara berkelompok bershalat ke atasku.”
Setelah para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu
maka mereka pun menangis dengan nada yang keras dan berkata, “Ya
Rasulullah, engkau adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan
untuk semua, yang mana selama ini engkau memberi kekuatan dalam penemuan
kami dan sebagai penguasa yang menguruskan perkara kami. Apabila engkau
sudah tiada nanti kepada siapakah akan kami tanya setiap persoalan yang
timbul nanti?.” Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Dengarlah para
sahabatku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan
yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasihat
yang satu daripadanya pandai bicara dan yang satu lagi diam saja. Yang
pandai bicara itu ialah Al-Quran dan yang diam itu ialah maut. Apabila
ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu, maka hendaklah kamu
semua kembali kepada Al-Quran dan Hadis-ku dan sekiranya hati kamu itu
berkeras maka lembutkan dia dengan mengambil pelajaran dari mati.”
Setelah Rasulullah SAW berkata demikian, maka sakit Rasulullah SAW
bermula. Dalam bulan safar Rasulullah SAW sakit selama 18 hari dan
sering diziarahi oleh para sahabat. Dalam sebuah kitab diterangkan bahwa
Rasulullah SAW diutus pada hari Senin dan wafat pada hari Senin. Pada
hari Senin penyakit Rasulullah SAW bertambah berat, setelah Bilal ra.
menyelesaikan azan subuh, maka Bilal ra. pun pergi ke rumah Rasulullah
SAW. Sesampainya Bilal ra. Di rumah Rasulullah SAW maka Bilal ra. pun
memberi salam, “Assalaamualaika ya rasulullah.” Lalu dijawab oleh
Fathimah ra., “Rasulullah SAW masih sibuk dengan urusan beliau.” Setelah
Bilal ra. mendengar penjelasan dari Fathimah ra. maka Bilal ra. pun
kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fathimah ra. itu. Apabila
waktu subuh hampir hendak lupus, lalu Bilal pergi sekali lagi ke rumah
Rasulullah SAW dan memberi salam seperti permulaan tadi, kali ini salam
Bilal ra. telah di dengar oleh Rasulullah SAW dan baginda berkata,
“Masuklah wahai Bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, oleh
itu kamu suruhlah Abu Bakar mengimamkan shalat subuh berjemaah dengan
mereka yang hadir.” Setelah mendengar kata-kata Rasulullah SAW maka
Bilal ra. pun berjalan menuju ke masjid sambil meletakkan tangan di atas
kepala dengan berkata, “Aduh musibah.”
Setelah Bilal ra. sampai di masjid maka Bilal ra. pun memberitahu Abu
Bakar tentang apa yang telah Rasulullah SAW katakan kepadanya. Abu
Bakar ra. tidak dapat menahan dirinya apabila ia melihat mimbar kosong
maka dengan suara yang keras Abu Bakar ra. menangis sehingga ia jatuh
pingsan. Melihatkan peristiwa ini maka riuh rendah tangisan sahabat
dalam masjid, sehingga Rasulullah SAW bertanya kepada Fathimah ra,
“Wahai Fathimah apakah yang telah berlaku?.” Maka Fathimah ra. pun
berkata: “Kekecohan kaum muslimin, sebab ayah tidak pergi ke masjid.”
Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali ra. dan Fadhl bin Abas ra., lalu
Rasulullah SAW bersandar kepada kedua mereka dan terus pergi ke masjid.
Setelah Rasulullah SAW sampai di masjid maka beliau pun bershalat subuh
bersama dengan para jemaah.
Setelah selesai shalat subuh maka Rasulullah SAW pun berkata, “Wahai
kaum muslimin, kamu semua senantiasa dalam pertolongan dan pemeliharaan
Allah, oleh itu hendaklah kamu semua bertaqwa kepada Allah SWT dan
mengerjakan segala perintahnya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia
ini dan kamu semua, dan hari ini adalah hari pertama aku di akhirat dan
hari terakhir aku di dunia.” Setelah berkata demikian maka Rasulullah
SAW pun pulang ke rumah beliau. Kemudian Allah SWT mewahyukan kepada
malaikat lzrail AS, “Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan
sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut ruhnya maka
hendaklah kamu melakukan dengan cara yang paling lembut sekali. Apabila
kamu pergi ke rumahnya maka minta izinlah lerlebih dahulu, kalau ia
izinkan kamu masuk, maka masukiah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak
mengizinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaku.”
Setelah malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah SWT maka
malaikal lzrail pun turun dengan menyerupai orang Arab Badwi. Setelah
malaikat lzrail sampai di depan rumah Rasulullah SAW maka ia pun memberi
salam, “Assalaamu’alaikum yaa ahla baitin nubuwwati wa ma danir
risaalati a adkhulu?” (Mudah-mudahan keselamatan tetap untuk kamu semua
sekalian, wahai penghuni rumah nabi dan sumber risaalah, bolehkan saya
masuk?)
Apabila Fathimah mendengar orang memberi salam maka iapun berkata,
“Wahai hamba Allah, Rasulullah SAW sedang sibuk sebab sakitnya yang
semakin berat.” Kemudian malaikat lzrail berkata lagi seperti
dipermulaannya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh
Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW bertanya kepada Fathimah ra., “Wahai
Fathimah, siapakah di depan pintu itu.” Maka Fathimah ra. pun berkata,
“Ya Rasulullah, ada seorang Arab badwi memanggilmu, dan aku telah
katakan kepadanya bahwa ayah sedang sibuk sebab sakit, sebaliknya dia
memandang saya dengan tajam sehingga terasa menggigil badan saya.”
Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Wahai Fathimah, tahukah kamu siapakah
orang itu?.” Jawab Fathimah,”Tidak ayah.” “Dia adalah malaikat lzrail,
malaikat yang akan memutuskan segala macam nafsu syahwat yang memisahkan
perkumpulan-perkumpulan dan yang memusnahkan semua rumah serta
meramaikan kubur.”
Fathimah ra. tidak dapat menahan air matanya lagi setelah mengetahui
bahwa saat perpisahan dengan ayahandanya akan berakhir, dia menangis
sepuas-puasnya. Apabila Rasulullah SAW mendengar tangisan Falimah ra.
Maka beliau pun berkata, “Janganlah kamu menangis wahai Fathimah,
engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku akan bertemu dengan aku.”
Kemudian Rasulullah SAW pun mengizinkan malaikat lzrail masuk. Maka
malaikat lzrail pun masuk dengan mengucap, “Assalamu’alaikum ya
Rasulullah.” Lalu Rasulullah SAW menjawab: “Wa’alaikas saalamu, wahai
lzrail engkau dating menziarahi aku atau untuk mencabut ruhku?” Maka
berkata malaikat lzrail: “Kedatangan saya adalah untuk menziarahimu dan
untuk mencabut ruhmu, itupun kalau engkau izinkan, kalau engkau tidak
izinkan maka aku akan kembali.” Berkata Rasulullah SAW, “Wahai lzrail,
dimanakah kamu tinggalkan Jibril?” Berkata lzrail, “Saya tinggalkan
Jibril di langit dunia, para malaikat sedang memuliakan dia.”
Tidak beberapa lama kemudian Jibril AS pun turun dan duduk di dekat
kepala Rasulullah SAW. Apabila Rasulullah SAW melihat kedatangan Jibril
AS maka Rasulullah SAW pun berkata, “Wahai Jibril, tahukah kamu bahwa
ajalku sudah dekat” Berkata Jibril AS, “Ya aku tahu.” Rasulullah SAW
bertanya lagi, “Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang
menggembirakan aku disisi Allah SWT” Berkata Jibril AS, “Sesungguhnya
semua pintu langit telah dibuka, para malaikat bersusun rapi menanti
ruhmu dilangit. Kesemua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan kesemua
bidadari sudah berhias menanti kehadiran ruhmu.”
Berkata Rasulullah SAW, “Alhamdulillah, sekarang kamu katakan pula
tentang umatku di hari kiamat nanti.” Berkata Jibril AS, “Allah SWT
telah berfirman yang bermaksud, “Sesungguhnya aku telah melarang semua
para nabi masuk ke dalam syurga sebelum engkau masuk terlebih dahulu,
dan aku juga melarang semua umat memasuki syurga sebelum umatmu memasuki
syurga.”
Berkata Rasulullah SAW: “Sekarang aku telah puas hati dan telah
hilang rasa susahku.” Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Wahai lzrail,
mendekatlah kamu kepadaku.” Selelah itu Malaikat lzrail pun memulai
tugasnya, apabila ruh beliau sampai pada pusat, maka Rasulullah SAW pun
berkata: “Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa mati.” Jibril AS
mengalihkan pandangan dari Rasulullah SAW apabila mendengar kata-kata
beliau itu. Melihatkan telatah Jibril AS itu maka Rasulullah SAW pun
berkata: “Wahai Jibril, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?” Jibril
AS berkata, “Wahai kekasih Allah, siapakah orang yang sanggup melihat
wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?”
Anas bin Malik ra. berkata, “Apabila ruh Rasulullah SAW telah sampai
di dada beliau telah bersabda, “Aku wasiatkan kepada kamu agar kamu
semua menjaga shalat dan apa-apa yang telah diperintahkan ke atasmu.”
Ali ra. berkata: “Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika menjelang
saat-saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir beliau sebanyak dua
kali, dan saya meletakkan telinga, saya dengan Rasulullah SAW berkata,
“Umatku, umatku.”
Telah bersabda Rasulullah SAW bahwa Malaikat Jibril AS telah berkata
kepadanya, “Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan
sebuah laut di belakang gunung Qaf, dan di laut itu terdapat ikan yang
selalu membaca selawat untukmu, kalau sesiapa yang mengambil seekor ikan
dari laut tersebut maka akan lumpuhlah kedua belah tangannya dan ikan
tersebut akan menjadi batu.”
Subhanallah, betapa mulianya Baginda Rosululloh SAW, hingga akhir hayatnya beliau masih terus mencemaskan umatnya yaitu qta smua. pada saat itu, meskipun qta umatnya belum ada tetapi Baginda Rosululloh mencemaskan bagaimana nasib qta nanti di yaumul akhir. betapa cinta dan sayangnya Baginda Rosululloh terhadap umatnya.
Bagaimana dengan qta yang mengaku umat Nabi Muhammad SAW? umat yang telah dijamin dan didahulukan oleh ALLAH masuk surga sebelum umat2 yang lainnya. Apakah qta sudah mencintai Rosululloh SAW sebagaimana beliau mencitai qta? yu'sama2 qta bersholawat buat Baginda Nabi Muhammad SAW "Allahumma soli ala muhammad, ya robbi soli alaihi wassallam, Allahuma Soli ala muhammad, ya robibalighul wasila..."
Sumber:
http://ervakurniawan.wordpress.com/2009/12/02/saat-saat-terakhir-rasulullah-saw/
0 Comment:
Posting Komentar